Komponen
Sistem Logistik
Lima komponen yang membentuk
sistem logistik:
1. Struktur lokasi fasilitas
(Facility location structure)
2. Transportasi
(Transportation)
3. Persediaan (Inventory)
4. Komunikasi
(Communication)
5. Penanganan dan
Penyimpanan (Handling and Storage)
Struktur
Fasilitas
Jaringan fasilitas yang
dipilih oleh suatu perusahaan adalah fundamental bagi hasil akhir logistiknya.
Jumlah, ukuran, dan pengaturan geografis dari fasilitas yang dioperasikan atau
digunakan mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap pelanggan
perusahaan dan terhadap biaya logistiknya.
Setiap perusahaan pemasaran
secara nasional harus serius memperhatikan lokasi fasilitas agar dekat
pasar-pasar konsumen utama. Sebuah perbedaan geografis serupa terjadi di pasar
bahan baku dan komponen-komponen atau lokasi sumber.
Jaringan fasilitas suatu
perusahaan merupakan lokasi strategis dekat dengan sumber bahan baku dan
perpindahan produk. Untuk tujuan perencanaan, fasilitas tersebut termasuk
pabrik, gudang, dan toko ritel. Pemilihan lokasi strategis dapat menghasilkan
keuntungan keuntungan kompetitif substantional. tingkat efisiensi logistik
dicapai secara langsung berkaitan dengan dan dibatasi oleh jaringan fasilitas.
Transportasi
Dari sudut pandang sistem
logistik, tiga faktor merupakan kepentingan utama dalam pembentukan kemampuan
layanan transpor:
1.
Biaya
Sistem logistik hendaknya
dirancang untuk meminimumkan biaya transportasi dalam hubungannya dengan biaya
sistem secara keseluruhan
2.
Kecepatan
Pelayanan yang yang
dibutuhkan untuk memindahkan barang dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Hal ini penting mengingat jika keterlambatan proses distribusi mengakibatkan
tertundanya pekerjaan pada perusahaan
3.
Konsistensi
Konsistensi menunjukan
prestasi waktu yang teratur dan tempat yang tetap dari sejumlah pengangkutan
barang/material. Konsistensi transport mempengaruhi komitmen persediaan penjual
dan pembeli maupun resiko yang dipikulnya.
Persediaan
Kebutuhan akan transport di antara
berbagai fasilitas itu didasarkan atas kebijaksanaan persediaan yang
dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Tujuan dari integrasi persediaan ke dalam
sistem logistik adalah untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkin
yang sesuai dengan sasaran pelayanan untuk pelanggan. Namun, persediaan
digunakan sebagai penopang akan menghasilkan akhirnya peningkatan total biaya.
Program logistik harus
dimulai dengan tujuan mengingatkan sesedikit mungkin aktiva pada pengadaan
persediaan. Program persediaan ditemukan dalam penyebaran selektif berpusat
pada empat faktor:
1. Kualitas pelanggan
2. Kualitas produk
3. Integrasi transportasi
4. Kinerja pesaing
Pengadaan material
dilaksanakan dalam sistem logistik untuk alasan yang berbeda dengan pengadaaan
produk jadi. Dengan pertahapan waktu MRP tujuan terpenting adalah
mempertahankan kontinuitas jadwal produksi dengan komitmen yang minimum
terhadap pengadaan persediaan. Yang terpenting untuk dipahami adalah
terdapatnya hubungan yang integral di antara fasilitas, transportasi dan
persediaan. Mengenai persediaan seselektif mungkin dalam pengembangan
kebijaksanaan.
Komunikasi
Komunikasi merupakan
kegiatan yang sering diabaikan dalam sistem logistik. Karena kurangnya data
pengolahan dan peralatan transmisi data yang mampu menangani aliran
informasi yang diperlukan. Alasan yang lebih penting adalah kurangnya pemahaman
mengenai dampak komunikasi yang cepat dan akurat terhadap pada kinerja
logistik.
Ada dua tugas manajerial
yang berhubungan secara langsung dengan komunikasi logistik, yaitu:
1. Pemrosesan Order
Pelanggan
Pesanan adalah arus
informasi penting yang mewakili input utama untuk sistem logistik.
2. Pengawasan Pesanan
Pengelolaan suatu pesanan
sampai pesanan itu diterima dengan benar oleh pelanggan dalam kualitas dan
kuantitas yang dijanjikan.
Komunikasi menjadikan
dinamis sistem logistik. Kualitas dan ketepatan waktu informasi adalah penentu
utama stabilitas sistem.
Penanganan
dan Penyimpanan
Bidang terakhir design
penanganan dan penyimpanan juga merupakan bagian yang integral dari sistem
logistik, tetapi tidak cocok dengan skema struktural dari komponen yang
lainnya.
Dalam arti luas, penanganan
dan penyimpanan ini meliputi :
1. Pergerakan ( Movement )
2. Pengemasan
(Packaging)
3. Perpetikemasan
(Containerization)
Handling ini menimbulkan
banyak sekali biaya logistik dilihat dari pengeluaran untuk mengatakan bahwa
makin sedikit produk yang ditangani dalam keseluruhan proses maka makin
terbatas dan makin efisien arus total fisiknya.
Untuk meningkatkan efisiensi
handling, yaitu melindungi produk selama proses logistik dan merupakan muatan
utama yang memungkinkan penanganan satu paket yang lebih besar daripada banyak
satuan yang tersendiri.
Jika diintegrasikan secara
efektif ke dalam operasi logistik suatu perusahaan, maka handling and storage
dapat sangat mengurangi masalah yang berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan
pengangkutan barang melalui sistem tersebut.
Reference: J. Bowersox
Donald (1978). A System Integration
of Physical Distribution Management and Materials Management (Second Edition). New
York: Macmillan Publishing CO. Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar